Jumat, 20 Juli 2012

Gula Impor Ilegal Beredar Luas di Pasar

BATAM -- Gulan impor yang beradar luas di pasar yang ada di Batam disinyalir gula ilegal. Kementerian Perdagangan terakhir mengeluarkan surat kuota impor gula tertanggal 14 April 2011 lalu.

Sementara berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kota Batam, kebutuhan gula untuk kota Batam setiap pekan mencapai 500 ton atau sekitar 2.000 ton setiap bulan.

Berdasarkan surat yang di keluarkan oleh Gubernur Kepulauan Riau Selaku Ketua Dewan Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun tertanggal 29 April 2011 bernomor 139/Kdhkepri.513/4.11 pada  tentang Impor Gula Kristal Putih untuk kebutuhan KPBPB Batam sebanyak 6.000 ton, Bintan sebanyak 1.500 ton dan Karimun sebanyak 1.500 ton.

Adapun nama-nama importirnya yang tertera didalam surat tersebut adalah PT.Trimaco Sukses, PT.Pembangunan Kepri, PT.Batam Harta Mandiri, PT.Pro Kepri Berjaya, PT.Putra Kepri Mandiri, dan PT.Sahabat Karya Mandiri.

Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka, menyampaikan, hingga saat ini Kementerian Perdagangan belum ada mengeluarkan kuota impor untuk kawasan BBK (Batam, Bintan dan Karimun) yang baru untuk tahun 2012.

"Kementerian Perdagangan akan mengeluarkan terlebih dahulu surat untuk kuota impor di kawasan BBK namun hingga saat ini belum ada, jadi kalau ada gula impor yang beredar di Batam itu ilegal," terangnya kepada sejumlah wartawan di kantornya BP.Batam Jum'at (20/7).

Tambahnya, terakhir surat yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan tertanggal 14 April 2011 lalu dengan no 597M-DAG/SD/4/2011 lalu. Ini yang menjadi pedoman untuk memasukkan gula ke kawasan BBK yang diberikan kepada Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) selaku ketua dewan kawasan.

"Surat dari kemenrtrian tersebut diberikan kepada Gubernur Kepri dan selanjutnya diteruskan ke pada BP.Batam. Setelah itu baru dilakukan lelang untuk mencari perusahaan importir," terangnya.

Sementara itu ditempat terpisah, Komisi II DPRD Kepri, saat menggelar sidak di Batam, Jumat (20/7). Yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II, Jumaga Nadeak, hadir anggota komisi lainnya, seperti Surya Makmur Nasution, Dewi, Titin Nurbaini, Saidul Khudri dan Dalmasri Syam dan Ahars Sulaiman.

Anggota Komisi II DPRD Kepri Surya Makmur Nasution, mempertanyakan keberadaan gula impor. Menurut dia, seharusnya gula impor belum bisa masuk, karena kuota untuk Kepri, belum diajukan Ketua Dewan Kawasan (DK), yang juga Gubernur Kepri.

"Gula India dan Thailand kenapa sudah beredar di pasar? Kuota impor belum diajukan, tapi barang sudah beredar," kata Surya saat sidak ke sejumlah tempat yang ada di Batam.

Selain itu, dia menilai harganya itu seharusnya tidak sampai Rp8.500. Pihaknya menduga, gula impor dipasaran masuk lewat pasar gelap. Diingatkan agar importir tidak mengambil untuk banyak.

"Karena harga sebenarnya itu, Rp4000-4500. Seharusnya dipasarkan Rp6ribu sudah bisa," ungkap Surya.

Ditempat yang sama ketua Komisi II DPRD Kepri Jumaga menyampaikan, bahwa sudah sekitar enam bulan gula lokal tidak masuk lagi kepasaran. Dan sejak Juni 2012, stok di gudang gula di Batam Centre sudah kosong. Saat ini gula yang menguasai pasar di Batam, merupakan gula impor dari India dan Thailand.

Terkait dengan stok gula lokal terungkap dikawasan industri Commo Park dan pasar Mitra Raya, Batam Centre, beliau menjelaskan, bahwa gula lokal kosong karena tidak mampu bersaing dengan gula impor yang masuk kepasar yang dijual dengan harga yang lebih murah.

Hal ini diakui pedagang di Pasar Mitra Raya, Sulaiman, harga gula impor jauh berbeda dengan lokal. Gula lokal tidak mampu bersaing. Gula lokal lebih mahal dibanding gula impor.

"Gula impor 8.500 dan lokal 9ribu," kata Sulaiman kearah komisi II yang sidak disana.

Senin, 09 Juli 2012

Juni, Investasi Batam capai U$1,5 Juta

BATAM -- Selama bulan Juni nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang telah terealisasi di Batam sebanyak empat perusahan dengan nilai mencapai US$1,5 juta. Dan untuk Aplikasi terdapat delapan perusahan dengan nilai mencapai U$8,4 juta.

"Jumlah inventasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk ke Batam pada bulan Juni mencapai U$1,5 juta," kata Humas BP.Batam Ilham Eka Hartawan ditemui diruang kerjanya, Senin (9/7) kemaren.

Beliau menjelaskan, terdapat empat perusahan yang melakukan investasi pada bulan Juni. Yang menyerap sebanyak 9 orang tenaga kerja asing dan 59 orang tenaga kerja lokal.

Keempat perusahan tersebut bergerak dibidang alat berat, offshore, dan ekspor impor. Yang bersal dari negara Malaysia, Inggris, Kroasia, dan Austrailia.

Terdapat tiga negara melakukan joint venture yaitu, Malaysia dengan Indonesia, bergerak dibidang konsultas bisnis dan manageman, dan Kroasia dengan Australia bergerak dibidang konsultan managemen Rig, serta Singapura dengan Indonesia bergerak dibidang alat-alat berat.

"Untuk  joint venture Singapura dengan Indonesia bergerak dibidang alat-alat berat menyerap paling banyak tenaga kerja lokal sebanyak 50 orang," terangnya.

Untuk Inggris 100 persen berdiri sendiri yang bergerak dibidang ekspor dan impor. Untuk Inggris sebelumnya telah melakukan aplikasi sejak tahun 2009 lalu dan baru pada tahun ini melakukan investasi.

Dan pada bulan Juni untuk aplikasi yang masuk mencapai U$8,4 juta dengan delapan perusahaan yang bergerak dibidang perbaikan kapal, ekspor impor, dan industri.

Yang berasal dari negara Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Ukraina. Untuk tenaga kerja yang diserap sebanyak 280 orang.

Untuk Singapura bergerak di bidang logam, kapal, dan kompeksi pakaian jadu. Serta Malaysia, Korea Selatan dan Ukraina bergerak dibidang ekspor impor barang.

Minggu, 08 Juli 2012

Sejumlah Kebutuhan Mulai Merangkak Naik Jelang Puasa


BATAM -- Menjelang memasuki bulan Ramadha, sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik seperti cabai rawit, cabai merah, dan beras.

Hal tersebut disampaikan oleh Salah seorang pedagang di Pasar Mitra Raya Batam Centre, Buk Andi ditemui di kios miliknya Minggu, (8/7) kemaren.

"Untuk kenaikan sejumlah kebutuhan pokok telah berlangsung seminggu belakangan ini," terangnya.

Saat ini cabai merah dijual perkilonya mencapai Rp34-35 ribu, yang sebelumnya Rp30 ribu. Kenaikan telah terjadi dalam kurung 4-5 hari belakangan ini. Setiap harinya mengalami kenaikan Rp1 ribu.

Buk Andi mejelaskna, pihaknya tidak mengetahui secara pasti terjadinya kenaikan harga. Menurut kabar yang dia terima dari Agen bahwa harga dari daerah penghasik yaitu dari Jogyakarta dan Surabaya telah mengalami kenaikan.

"Kemungkinan daerah penghasil lagi kesulitan air sehingga untuk menanam cabai menjadi sulit" terangnya.

Untuk pasokan, masi tetap normal seperti biasanya tidak ada terganggu cuma harga saja yang mengalami kenaikan. Hal serupa juga diikuti dengan cabai rawit, saat ini dijual perkilonya Rp25 ribu yang mana sebelumnya Rp20 ribu.

Untuk Harga beras kualitas super lokal juga sudah ikut mengalami kenaikan harga berkisaran rata-rata Rp2-3 ribu perkarungnya. Dan juga untuk beras impor asal Thailand mengalami kenaikan harga Rp2-5 ribu perkarungnya. Kenaikan beras sudah terjadi dalam satu minggu belakangan ini.

Seperti diantaranya yang sudah mengalami kenaikan harga, merek arum biru saat ini perkarung 25 kilo dijual Rp248-250 ribu yang sebelumnya Rp245 ribu dan Ayam biru saat ini dijual Rp155 ribu sebelumnya Rp150 ribu.

Pedagang lainnya yang dijumpai di Pasar Mitra Raya, Rudi, menyampaikan hal senada, bahwa untuk sejumlah kebutuhan poko perlahan-lahan mulai mengalami kenaikan harga.

Untuk bawang putih saat ini dijual dikisaran Rp21-22 ribu, bawang merah Rp14 ribu, kacang panjang dikisaran Rp14-15 ribu, minyak goreng Rp10 ribu. Dan untuk telor medan masi tinggi perpapannya dijual Rp29-30 ribu. Serta yang mengalami kenaikan juga untuk bayam dan kangkung saat ini dijual Rp7 ribu perkilonya.

Mei, Kunjungan Wisman Ke Batam Meningkat 0.32 persen


BATAM -- Kunjungan wisatawan yang masuk ke Batam sepanjang bulan Mei mengalami peningkatan sebesar 0.32 persen, dibandingkan pada buka April lalu. Kesiapan dari seluruh pelaku dunia pariwisata yang ada di Batam menjadi satu kunci utama.

Kabid Sarana dan Objek Wisata Dinas Pariwisata Kota Batam Rudi Panjaitan mengutarakan, Dinas Pariwisata Kota Batam kota Batam optimis dengan target 1.2 juta orang kunjungan wisatawan yang datang ke Batam. Adapun untuk realisasi  kunjungan wisatawan yang datang ke Batam pada tahun 2011 sebesar 1.18 juta orang.

"Kita optimis dengan target 1.2 juta jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Batam pada tahun ini," ungkap Rudi Jum'at (6/7).

Rudi menambahkan, untuk tahun depan agenda tahunan Asean Jazz Festival Batam akan di jadikan sebuah rangkai tour bagi para wisaman yang datang ke Batam. Sehingga paket-peket perjalanan nantinya yang dijual atau ditawarkan mejadi satu bagian dari tour wisman datang ke Batam. "Dengan cara ini bisa lebih terukur, terarah, dan teratur," ungkapnya.

Rudi, menyampaikan, peningkatan jumlah kunjungan yang masuk ke Batam pada bulan Mei ini tidak lepas dari peranan semua pelaku usaha dalam bida pariwisata yang ada.

"Selain dari promosi yang gencar kita lakukan, pelayanan dan sejumlah fasilitas penunjang terus dilakukan peningkatan," ungkap Rudi.

Salah satu yang dilakukan untuk memperkenalkan duni pariwisata yang ada di Batam, terangnya, adalah bekerjasama dengan ASITA menawarkan sejumlah paket-paket perjalanan liburan berupa out bound.

Dan juga, ditambah dengan kesiapan dari seluruh pelaku duni pariwisata yang ada di Batam mulai darai imigrasi, tour gaet, agen perjalanan, pelabuhan ini semua sangat mempengaruhi jumlah kunjungan yang datang ke Batam.

Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Kepri menyebutkan jumlah kunjungan wisama yang datang ke Batam mengalami peningkatan sebesar 0.32 persen. Adapun jumlah kunjungan pada bulan Mei sebesar 94.117 mengalami peningkatan dari bulan April lalu yang hanya 93.813 kunjungan.

Namun angka kunjungan pada bulan Mei 2012 ini dibandingkan dengan bulan Mei 2011 lalu mengalami penurunan sebesar 2,17 persen. Yang mana pada bulan Mei 2011 lalu mencapai 96.206 orang,

Adapun wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama bulan Mei 2012 tercatat sebanyak 136.794 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dibanding selama bulan April 2012 yang mencapai 136.876 orang.

Konstribusi jumlah wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau terhadap jumlah seluruh wisman yang berkunjung ke Indonesia selama bulan Mei 2012 adalah 21,02 persen, dimana jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia tercatat sebanyak 650.883 orang.

Berkurangnya jumlah kunjungan wisman selama bulan Mei 2012 disebabkan turunnya jumlah kunjungan wisman di pintu masuk di Kabupaten Bintan sebesar 4,99 persen. Sementara jumlah kunjungan wisman di pintu masuk di Kabupaten Karimun naik 9,99 persen, Kota Tanjungpinang naik 0,53 persen, dan Kota Batam naik 0,32 persen.

Dilihat dari kebangsaan, wisman berkebangsaan Singapura masih merupakan yang terbanyak berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau. Selama bulan Mei 2012 wisman berkebangsaan Singapura tercatat sebanyak 68.048 orang atau sebesar 49,74 persen dari jumlah wisman yang berkunjung ke daerah ini. Selama bulan Mei 2012 tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen dibanding dengan keadaan bulan April 2012.

Wisatawan dari Malaysia selama bulan Mei 2012 mencapai 22.922 orang atau naik 11,68 persen dan merupakan jumlah wisatawan terbesar kedua selama bulan Mei 2012, dengan
konstribusi 16,76 persen dari jumlah wisman yang berkunjung ke daerah ini.

Sedangkan wisatawan dari negara lainnya yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau selama bulan Mei 2012 konstribusinya masih dibawah 5 persen, seperti wisatawan dari Korea Selatan, Philipina, India, Cina, Jepang, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Mei 2012 adalah 1,83 hari, lebih tinggi 0,28 hari dibanding dengan
rata-rata lama menginap tamu pada April 2012.

Pada bulan Mei 2012, rata-rata lama menginap tamu Indonesia mencapai 1,68 hari, lebih rendah 0,48 hari dibanding dengan rata-rata lama menginap tamu asing. Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Mei 2012 lebih rendah 0,05 hari dibanding dengan rata-rata lama menginap tamu secara nasional, dimana rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang secara nasional mencapai 1,88 hari.