Rabu, 06 Oktober 2010

kian tidak terkonsep....


Sejak dibentangkannya babak baru demokrasi, bukan cerita baru jika demonstrasi menjadi pemandangan jamak sehari-hari di negeri ini. Berbagai lapisan masyarakat mulai dari mahasiswa, buruh, petani, dan bahkan para guru kerap menjadikan aksi demonstrasi sebagai pilihan untuk menyuarakan aspirasi yang hendak disampaikan.

Terutama bagi kalangan mahasiswa, atau lebih tepatnya gerakan mahasiswa, demonstrasi layaknya menjadi agenda penting yang “wajib” dilakukan. Meskipun kadang tak jelas benar apa yang hendak disampaikan, atau masalah apa dan siapa yang harus didemonstrasi, terpenting bagi mereka adalah turun ke jalanan, berorasi, dan bertingkah bak “hero” bagi masyarakat yang tertindas, miskin dan termarjinalisasi.

Kian hari gerakan mahasiswa kian tidak bermakna lagi untuk kemajuan bangsa ini. Belakangan demonstrasi dan aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesia kian tidak cerdas dan tidak bermutu. Mereka hanya menjadi pahlwan palsu, yang mengira bahwa dirinya sedang menjadi pembela rakyat.

Sebab setiap kali demonstrasi digelar, naskah orasi dibacakan, spanduk dan poster dibentangkan, dan ban bekas dibakar, kesemuanya hanya menjadi aktivitas yang mengganggu kepentingan umum, meresahkan warga, dan bahkan menebar teror sebab masyrakat dibuat takut, jangan-jangan berakhir bentrokan atau kerusuhan.


Tapi sekarang yang terjadi keresahan masarakat akan aksi-aksi mahasiswa terbukti setiap aksi-aksi jalanan yang di lakukan mahasiswa pasti berakhir bentrokan , antara mahasiswa dan apararat keamanan. Aksi yang awalnya di setting untuk menyampaikan aspirasi berubah menjadang ajang peperangan batu dan kejar-kejaran.

Apakah mahasiswa terus berada pada satu siklus sejarah yang terus berulang dan kehilangan energi kreatif untuk menyusun ulang sejarah yang baru? Perlu adanya metode-metode baru dalam penyampayan aspirasi yang di lakukan mahasiswa, dan aksi-aksi yang di lakukan perlu ada pembenahan.

Sedikit tulisan di pagi hari ini, setelah membaca berita dan beberapa blog teman. Tergerak tangan untuk sedik menggerakan jari-jari ini di atas leptop. Tentang nasip pergerakan mahasiswa yang semakin hari semakin beringas dan mulai tidak terkonsep. Dan kutipan dari filem GIE "lebih baik di asingkan dari pada menyerah terhadap kemunafikan"

Tidak ada komentar: