Kalau kita mecoba untuk melihat kota Batam sebagai mana data di Wikipedia Kota Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota dengan populasi terbesar ke tiga di wilayah Sumatra setelah Medan dan Palembang, Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam Per April 2012 jumlah penduduk Batam mencapai 1.153.860 jiwa yang artinya merupakan kota Metropolitan.
Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat. Memiliki luas wilayah daratan seluas 1.040 km² atau sekitar 1,5 kali dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 2.950 km². (Data Wikipedia)
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara lain.
Industri di Batam terbagi menjadi industri berat dan industri ringan. Industri berat didominasi oleh industri galangan kapal, industri fabrikasi, industri baja, industri logam dan lainnya. Sedangkan industri ringan meliputi industri manufacturing, industri elektronika, industri garment, industri plastik dan lainnya. Dan ditambah dengan tempat-tempat wisata Belanja yang jumlahnya puluhan di Batam.
Namun dengan kondisi pada saat sekarang ini Bright Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Batam yang akan melakukan pemadaman bergilir listrik di Kota Batam mulai tanggal 1-5 Juli mendatang. Dengan alasan karena terjadinya pengurangan pasokan gas atau Tie in fasilitas baru di Grissik Palembang. Yang mana konsumsi rata-rata di Batam 290 MW per hari saat beban puncak di malam hari.
Pemadaman tersebut belum termasuk pemadaman yang telah dilakukan PLN Batam sebelumnya serta pemadaman pada bulan Desember nanti.
Kita mengambil contoh apa yang akan timbul dari pemadaman listrik di Batam yang nampak saja yaitu Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kabid Komersial Bandara Hang Nadim Batam, Dendi Gustinandar, Kamis (27/6/2013) telah menyampaikan, Bandara yang menjadi salah satu pintu masuk dan keluar Batam, serta juga menjadi icon Batam untuk menjadi kota yang modern ini ikut dimatikan listriknya maka sejumlah faslitas penunjang pelayanan bakal terancam tidak akan dapat diopresionalkan.
Tentunya hal tersebut berimbas kepada pelayanan yang diberikan. Yang mana dibandara tersebut pada hari Natal pada tahun 2012 jumlah kebarangkatan tercatat mencapai sebanyak 5.841 orang sedangkan untuk kedatangan tercatat ada sebanyak 6.531. Bisa dibayangkan pada lebaran yang akan datang ini berapa banyak lagi masyarakat yang akan melalui Bandara tersebut. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan jumlah penumpang setiap harinya yang ada pada tahun 2013 sekarang.
"Genset kita hanya dapat menghidupkan fasilitas atau alat-alat utama (Diantarany ATC, x-Ray, konter Check-In) saja yaitu untuk keselamatan penerbangan. Untuk fasilitas penunjang tidak dapat dioperasikan atau dipergunakan (Seluruh AC dan sejumlah lampu jadi mati belum yang lainnya). Namun jadwal penerbangan tidak akan sampai terganggu dengan padamnya listrik,"terangnya.
Ini belum termasuk Mall, Kawasan Indutri, Hotel, Komplek Pertokoan dan UKM yang ada di Batam. Apakah mereka merasakan hal yang sama dengan Bandara Hang Nadim tersebut, menurut penulis tentunya iya.
Kondisi di Batam saat ini diluar dari sistem administrasi berinvestasi yang berbelit-belit serta adanya dua lisme kepemimpinan di Batam.
Bersambung.................................. Kapan-kapan lagi yaaaaa.....