

Sumber : http://greeneers.multiply.com/journal/item/2068/Agama_O_Agama_Baru_yang_didirikan_Oprah_Winfrey dan http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7992607
Siapa yang tak kenal Oprah Winfrey. Pembawa acara Oprah Show itu memang terkenal dengan kecakapannya dalam memotivasi publik dengan acara-acaranya yang selalu menginspirasi. Pada 6 April 2010, Oprah mendirikan agama baru yang disebutnya Agama O. Dideklarasikan di Chicago, Amerika Serikat, Oprah memosisikan dirinya sebagai pendiri sekaligus pemimpin agama O.
Gayle King—editor O, The Oprah Magazine, yang menjadi Uskup Agung sekaligus pembicara agama ini, menyatakan inilah agama baru yang sangat diharapkan orang, sejak Scientology.
Menurut Gayle dalam seremoni pembukaan agama tersebut, agama ajakan Oprah ini begitu menggoda banyak orang karena menghilangkan banyak aturan dan larangan dalam agama konvensional yang sudah ada. "Sekarang, Anda dapat melakukan hal yang sama, dan tanpa ada ancaman kutukan abadi," kata Gayle, yang juga merupakan sahabat Oprah.
Gayle melanjutkan, agama Oprah memiliki semua kenyamanan yang ada pada sebuah sistem kepercayaan tradisional, tapi lebih dikombinasikan dengan semangat kehidupan Oprah, sehingga siapa pun akan merasa nyaman ketika mereka berpindah ke tradisi baru O. Misalnya saja, tradisi Katolik seperti pengakuan dosa telah dimasukkan ke dalam O. Namun dengan modifikasi: cukup dilakukan sekali seumur hidup.
Setelah mengucapkan kata pengantarnya, Gayle kemudian merentangkan tangannya ke langit, dan Oprah muncul dari atas, terbalut jubah putih menyilaukan dan sepasang sepatu bot kulit hitam setinggi lutut dengan tumit stiletto. Kerumunan campuran perempuan pra dan pasca-menopause histeris, menangis, seperti melihat visi surgawi.
Sejak Oprah sebagai pemimpin tertinggi dan sekaligus sebagai kepanjangan tangan Tuhan, penebusan dosa tidak perlu, dan pengampunan dijamin, tanpa harus ada campur tangan orang lain. Meskipun Oprah meresmikan sendiri pembukaan pertama Gereja Oprah Juru Selamat, yang terletak di Chicago Magnificent Mile, namun agama Oprah tidak mensyaratkan bangunan gereja.
Sebaliknya, "Berbahagialah gerejaku, masukkan kalian sekarang dan lihatlah pelayanan saya di televisi panel layar datar raksasa Sony di dalam!" Oprah berseru. Kemudian ia melanjutkan, "Lihatlah dalam diri Anda, agar Anda dapat mengatasi semua rintangan jika Anda percaya pada diri sendiri! Lihat juga di dalam kantong hadiah Anda, karena Anda semua mendapatkan sertifikat untuk sebuah televisi Sony gratis!"
Saat ini, Oprahnisme menjadi agama resmi di Kanada, Jepang dan Selandia Baru. Kentalnya pengaruh New Age, nampak dari doktrin awal yang didengungkan Oprah.
Gereja Oprah ini semakin mengibarkan sayapnya yang kokoh. Namun Gereja Katolik menolak jika Gereja Oprah sebagai sebuah agama. Pengikut Oprah ini menunjukkan perlawanan kepada agama yang menolak.
Facebook link untuk First Church of O, The Oprah Religion
http://www.facebook.com/group.php?gid=10067999698&v=wall
Bagi Oprah, salah satu kesalahan dari manusia adalah menilai bahwa hanya ada satu jalan kehidupan, dan bahwa kita tidak menerima adanya bermacam-macam jalan di dunia. Padahal ada jutaan cara bagi manusia dan banyak jalan untuk menuju Tuhan. Besarnya pengaruh Gerakan New Age terlihat dari banyak tamu di acara-acara Oprah, yang merupakan pendukung New Age.
Tentang New Age
New Age Movement atau Gerakan Zaman Baru tidak seperti agama formal kebanyakan. “Agama” ini tidak memiliki teks suci, organisasi pusat, keanggotaan, pendeta formal, pusat geografis, dogma, kepercayaan, dan lain sebagainya. Mereka sering menggunakan definisi eksklusif untuk beberapa istilah mereka.
New Age sebenarnya gerakan spiritual yang mengalir bebas, sebuah jaringan orang-orang percaya dan praktisi yang memiliki keyakinan agak mirip dan praktis, yang mereka tambahkan ke dalam agama formal yang mereka ikuti. Mereka menjadikan seminar, konvensi, buku, dan kelompok informal sebagai khotbah dan agama mereka.
Filosofi New age adalah filsafat yang berpusat pada diri manusia. Gerakan Zaman Baru mengajarkan bahwa manusia adalah "Allah".
Sumber:
***
Orang paling berperan terhadap tumbuhnya spiritualitas New Age pada Oprah:
Eckhart Tolle
Bagi penggemar tayangan Oprah Show di televisi, tentu pernah melihat orang ini melakukan wawancara bersama Oprah. Ya, karena Tolle sudah berkali-kali terlibat dalam acara Oprah, baik di telivisi, web, ataupun seminar yang digelarnya.
Eckhart Tolle, 63 tahun adalah seorang penulis dan pembicara. Dia adalah penulis buku bestseller, The Power of Now dan A New Earth. Pada 2011, dia dinobatkan sebagai orang yang paling berpengaruh secara spiritual di dunia oleh Watkins Review.
Tolle berkali-kali diundang dalam acara Oprah, baik di televisi, seminar, juga dalam web. Bagi Oprah, buku ini adalah panduan untuk orang-orang yang sedang mencari jati diri yang sebenarnya, dengan metode-metode dan cara yang spesifik. Berkonsep pada New Age Movement, pencarian jati diri yang berlebihan itulah yang membuat orang mendewakan dirinya sendiri.
Seperti para pencari jati diri dengan metode dari Tolle ini, sama halnya yang terjadi pada Oprah. Dia mulai mengaggungkan dirinya dan meyakini konsep spiritual yang dianutnya, New Age. Tentu saja, berbekal kemampuan public speaking yang luar biasa, dia bisa mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
Oleh : Budi Setiadi (Staf ahli PKS DPR RI)
kumpulan ini ibarat pohon yang terus berbuah manis… makin tinggi batang makin kuat angin menerpa… mungkin satu-dua daun atau dahan tak mampu menahan terpaan angin… karena ia sesuatu yang hidup dan banyak yang menumpang hidup di pohon ini….satu-dua daun mungkin menguning dan berguguran… satu-dua dahan mungkin patah ditiup angin… tetapi pohon berbuah manis ini harus terus tumbuh dan memberi manfaat…
pemeliharaan ilahiyah sudah kita rasakan dan saksikan bersama…. Saksi hidup semua tahapan masih bersama kita hari ini… tanyakan pada mereka bagaimana allah SWT memelihara pohon ini sejak pertamakali benihnya disemai…
ketika mereka masih di periode kapal selam.... orang cuma memandang aneh tanpa banyak komentar.... tapi orang2 yg dipandang aneh ini semakin hari semakin banyak.... hal ini sudah terjadi jauh sebelum partai ini berdiri....
ketika mereka mulai hadir di masjid kampus.... semua gerakan dakwah yang ada di masjid kampus menuding radikal, ekstrimis, fundamentalis bla-bla-bla.... tapi kemudian justru mereka yang akhirnya menjadi pengelola, pengurus, dan pengendali masjid2 kampus tsb.... hal ini sudah terjadi sebelum partai ini berdiri....
ketika mereka mulai hadir di organisasi mahasiswa..... semua gerakan mahasiswa mencibir dan risih dengan 'orang masjid kampus' yang tiba2 hadir dalam sidang mahasiswa.... tapi kemudian justru 'orang masjid kampus' ini yang menyingkirkan banyak gerakan lain dari singasana pimpinan organisasi mahasiswa.... hal ini sudah terjadi beberapa tahun sebelum partai ini berdiri...
lalu ketika alumni 'orang masjid kampus' ini memasuki arena politik..... semua parpol ketar-ketir dengan aksi mereka.... maklum pengurus parpol lain adalah 'kompetitor lama' saat masih mahasiswa duhulu... bayangan pertarungan politik di dunia kampus terasa akan berulang di politik yang sebenarnya…. Di mata semua parpol, PKS yang semakin eksis adalah mimpi buruk yang tak boleh terjadi....
mengapa kader2 PKS selalu diterima di semua periode kompetisi tersebut....???? karena orang yang sudah merasakan manisnya gula tak akan terpengaruh pemikirannya… meskipun semua orang mengatakan gula itu pahit … orang yang sudah merasakan asinnya garam tak akan peduli meskipun seluruh dunia orang mengatakan garam itu rasanya manis….
Dalam buku ‘menikmati demokrasi’, Anis Matta mengatakan: Dunia politik adalah dunia orang-orang kuat…. Kuat jaringan, kuat ekonomi, kuat fisik, dan yang paling utama kuat secara ideology…. Tidak peduli orang itu baik atau jahat, selama masih punya kekuatan maka ia akan terus eksis di pertarungan ini…. Dan tujuan kita berpolitik adalah menjadikan politik sebagai dunia bagi orang kuat yang baik, dan orang baik yang punya kekuatan….
jadi tugas kita semua adalah mengetuk pintu rumah-rumah yang ada disekitar kita…. Baik rumah sebenarnya maupun ‘rumah’ tempat berkumpulnya masyarakat… yang berwujud LSM, organisasi, dan kumpulan lainnya….. berikan buah kebaikan yang dipetik dari pohon PKS…. Biarkan mereka menikmati manisnya, dan merasa nyaman di bawah naungan kerindangannya…. tanpa peduli teriakan anjing menggonggong di pinggir jalan...
kita masuk surga karena amalan kita.... dan bukan karena partai atau jamaah kita... kalimat itu sudah dikumandangkan saat PK berdiri… dan dilanjutkan saat PKS dideklarasikan…. kita sangat yakin bahwa di antara semua pilihan yang ada, maka pilihan ini yang paling dekat menghantarkan kita pada tujuan bersama kita... MENDAPATKAN RIDHA ALLAH, DI DUNIA DAN AKHIRAT....
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Ia menghasilkan buahnya setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat” (QS Ibrahim 24-25)
(9apr11, pasca insiden di paripurna)
Oleh : Ust. Anis Matta
Fajar belum menyingsing ketika itu. Tiga orang laki-laki melangkah gagah menggapai takdir mereka. Senyum mereka lepas. Sorot mata mereka teduh, ada keyakinan dan kerinduan yang menggelora di sana . Mereka baru saja akan memulai sebuah kehidupan baru, kehidupan dari kehidupan yang sesungguhnya, hidupnya hidup; kehidupan akhirat sedetik setelah tiang gantungan menutup nafas mereka.
Sayyid Quthb, Yusuf Hawwas dan Abdul Fattah Ismail. Merekalah ketiga pahlawan itu, yang mengakhiri hidup di tiang gantungan, menjelang fajar hari Senin tanggal 29 Agustus 1966. Sebuah buku kehidupan telah berakhir dalam riwayat kefanaan dunia, tapi sebuah buku kehormatan telah dimulai dalam riwayat keabadian akhirat. Sebuah skenario kebatilan telah dirampungkan dengan sempurna, tapi sebuah skenario kepahlawanan baru saja dimulai dengan indahnya.
Itu peristiwa besar dalam sejarah harakah Islam yang kita catat dengan penuh kebanggaan, dan akan tetap kita kenang dengan penuh kebanggaan. Sebab darah para syuhada itulah yang sesungguhnya mengalirkan energi dalam tubuh harakah Islam, yang membuatnya sanggup bertahan di tengah berbagai macam cobaan dan penderitaan panjang yang menimpanya.
Lelaki yang menggantung Sayyid Quthb bersama kedua rekannya itu adalah Jamal Abdul Nasser. Lelaki yang disebut terakhir ini naik ke panggung kekuasaan Mesir setelah sukses melakukan kudeta militer pada 23 Juli 1952. Kudeta militer yang kemudian dikenal dengan Revolusi Juli itu dirancang melalui kerjasama antara militer dengan Ikhwanul Muslimin. Nasser sendiri, disamping merupakan perwira tinggi militer, juga merupakan seorang kader inti Ikhwan. Selama masa perencanaan dan pematangan revolusi, rumah Sayyid Quthb, yang juga dikenal sebagai pemikir kedua Ikhwan setelah Hasan Al-Banna, merupakan salah satu pusat pertemuan terpenting para tokoh perancang revolusi tersebut.
Dalam segala hal Sayyid Quthb adalah senior. Itu sebabnya Nasser selalu memanggilnya dengan sebutan “abang”. Setelah menjadi presiden, Nasser bahkan menawarkan jabatan apa pun yang diinginkan Sayyid Quthub. Tapi 14 tahun kemudian, Nasser pulalah yang menggantung seniornya, abangnya.
Pelajaran besar
Dalam sejarah pergerakan Islam, ada sebuah fakta yang terulang berkali-kali, bahwa sebagian besar musibah yang menimpa da”wah dan harakah selalu datang dari dalam harakah itu sendiri. Untuk sebagiannya, musibah itu datang dari shaf yang terlalu longgar, yang kemudian tersusupi dengan mudah.
Apakah shaf Rasulullah Saw sendiri tidak pernah disusupi? Dalam sebuah perang, penyusupan adalah keahlian inti tim intelijen. Orang-orang Yahudi dan munafiqin berkali-kali mencoba melakukan penyusupan ke dalam shaf Rasulullah. Tapi tidak pernah berhasil.
Begitu harakah Islam mulai membuka diri dengan masyarakat luas, masyarakat yang heterogen, maka mereka akan berhadapan dengan persoalan kontrol organisasi. Pengetatan dan pelonggaran berakar pada konsep harakah sendiri tentang mekanisme kontrol internalnya.
Keterbukaan adalah asas da’wah. Semua manusia mempunyai hak untuk dida’wahi, sama seperti mereka berhak juga untuk ikut berpartisipasi dalam da’wah. Jadi gerakan bawah tanah haruslah dianggap sebagai sebuah pengecualian, yang ditentukan oleh tuntutan kondisi lingkungan strategis da’wah.
Tapi di sinilah letak masalahnya; keterbukaan adalah tuntutan da’wah, tapi keterbukaan juga bisa membawa masalah. Salah satunya adalah penyusupan itu; terlalu ketat akan menutup ruang partisipasi dan rekrutmen, terlalu longgar akan membuka peluang penyusupan. Jadi pertanyaannya adalah bagaimana membangun sebuah organisasi da’wah yang terbuka, tapi tetap rapi dan terkontrol?
Sistem kontrol
Apakah yang harus kita kontrol dalam organisasi da’wah kita? Jawabannya adalah gagasan dan orang. Gagasan perlu dikontrol karena manhaj da’wah kita mengalami proses interaksi yang dinamis dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam organisasi dan pada lingkungan strategis. Prinsip-prinsip da’wah yang bersifat fundamental dan permanen, atau yang biasa disebut dengan tsawabit, dengan pikiran-pikiran yang bersifat variabel, atau yang biasa disebut dengan mutaghayyirat, mengalami proses-proses pengujian dan pembuktian yang rumit dan kompleks.
Benturan-benturan yang berkesinambungan dengan realitas melahirkan dinamika dalam pemikiran yang menjadi sumber kekayaan harakah. Tapi dinamika itu jugalah yang harus dikontrol. Kontrol bukanlah merupakan upaya penjegalan atas munculnya gagasan-gagasan baru. Kontrol dilakukan untuk memastikan bahwa proses kreativitas dan pengembangan pemikiran dalam da’wah berlangsung dengan panduan metodologi yang benar. Keluaran (out put) yang kita harapkan adalah
munculnya gagasan baru yang menjadi sumber kekayaan pemikiran yang mendinamisasi da’wah.
Ambillah contoh bagaimana, misalnya, gagasan tentang penggunaan kekerasan telah mendorong banyak harakah Islam terjebak dalam konflik berkepanjangan dengan penguasa dan masyarakat. Kekerasan bagi mereka adalah cara kilat untuk mengubah masyarakat atau melawan kemungkaran. Apakah munculnya gagasan itu merupakan proses dinamika pemikiran yang murni dari dalam atau ada kekuatan lain yang “mewahyukan” pemikiran itu kepada harakah karena mereka memang menginginkan harakah berpikir dan bertindak begitu?
Kontrol atas orang dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada penyusup dalam organisasi da’wah. Hubungan personal dalam da’wah dilakukan atas dasar kepercayaan atau tsiqah; kepercayaan kepada aqidah, niat, fikrah, akhlak. Tapi kepercayaan itu bersifat subjektif, sedangkan manusia juga mengalami perubahan-perubahan besar di dalam dirinya. Perubahan-perubahan itulah yang perlu kita kontrol; dari saat seseorang menjadi objek da’wah, kemudian bergabung dengan da’wah hingga saat wafatnya.
Akhir kata, sistem proteksi gerakan da’wah harus dilakukan dengan dua cara : penguatan kesadaran manhajiah dan penguatan kesadaran intelijen. Kesadaran manhajiah akan memungkinkan kita mengontrol gagasan, sedangkan kesadaran intelijen memungkinkan kita mengontrol orang.